Dunia Platonis

whatever, wherever, whenever. Free your mind!

Posts Tagged ‘Jetro Willems

Belanda 2-0 Turki: Oranje yang Masih Hijau

leave a comment »

Belanda lewati ujian awal kualifikasi Piala Dunia 2014 dengan kemenangan 2-0 atas Turki.

Prapertandingan

Louis van Gaal memastikan diri Belanda akan setia dengan formasi 4-3-3 selama mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Eropa.

“Misi dari KNVB jelas, kami harus bermain sepakbola ‘mazhab Belanda’ dan dengan kualitas yang dimiliki skuat ini, hal itu dimungkinkan. Di Belanda, banyak pemain terbiasa dengan formasi ini dan sistemnya banyak diterapkan,” ujar sang pelatih dalam konferensi pers.

Semangat itu dibuktikan dengan menurunkan para pemain muda. Tim Krul dipilih menjadi kiper, bukan Maarten Stekelenburg. Sementara Bruno Martins Indi menjadi pasangan Johnny Heitinga di sentral pertahanan. Daryl Janmaat dipercaya menjadi bek kanan, Jordy Clasie di gelandang bertahan, dan Jetro Willems masih sebagai bek kiri. Penentuan posisi lain, Robin van Persie menempati ujung tombak mengalahkan Klaas-Jan Huntelaar.

Pertandingan diawali dengan mengheningkan cipta atas wafatnya bek Eskisehirspor berusia 26 tahun, Ediz Bahtiyaroglu, karena serangan jantung dan para pemain Turki mengenakan ban hitam tanda berbela sungkawa.

Susunan pemain

Belanda: Tim Krul; Bruno Martins Indi, John Heitinga / Ron Vlaar (86′), Daryl Janmaat / Ricardo van Rhijn (46′), Jetro Willems; Jordy Clasie / Leroy Fer (50′), Kevin Strootman, Wesley Sneijder; Luciano Narsingh, Arjen Robben, Robin van Persie.

Turki: Tolga Zengin; Hamit Altintop, Hasan Ali Kaldirim, Omer Toprak, Semih Kaya; Mehmet Topal, Emre Belozoglu / Nuri Sahin (60′), Arda Turan; Tunay Torun / Mevlut Erdinc (82′), Sercan Sararer / Burak Yilmaz (70′), Umut Bulut.

Pertandingan

Babak pertama: Bukan tontonan yang menyenangkan. Setidaknya selama menonton pertandingan kualifikasi di bawah rezin Bert van Marwijk, saya tak pernah merasakan ketegangan seperti saat pertandingan ini. Itu buat penonton. Situasi di lapangan rupanya tak membantu bagi para pemain Oranje. Stadion ArenA lebih banyak dikuasai fans Turki, kemungkinan besar mayoritas imigran, yang datang dari sejumlah kota di Belanda dan Jerman untuk datang memberikan dukungan kepada tanah leluhur.

Terasa bermain di kota Bursa atau Istanbul, debutan Oranje seperti Daryl Janmaat dan Jordy Clasie tampil gugup. Ini skuat termuda Belanda sejak play-off Euro akhir 1995 lalu di Liverpool, jadi bagaimana kita bisa berharap banyak? Namun, dilihat dari kacamata sudut pandang pendukung paling setia pun, performa lini belakang Belanda di babak pertama mengkhawatirkan. Belanda kembali ke mazhabnya, tapi di Amsterdam, Jumat 7 September malam, Oranje tampak masih sangat hijau. Janmaat, Bruno Martins Indi, dan Jetro Willems sama-sama melakukan sebuah kesalahan.

Kesalahan Martins Indi paling fatal. Terjadi pada menit ke-14. Tanpa berkomunikasi dengan Tim Krul, Maritns Indi berupaya memotong umpan silang dari sayap kiri yang tidak mencapai pemain Turki mana pun. Bola mengarah ke mulut gawang dan Krul sudah kehilangan posisi. Beruntung Martins Indi dapat mengejar bola dan menyapunya persis di garis gawang dengan dibayangi Arda Turan.

Seperti terbuai dengan kelemahan Belanda, Turki malah lengah. Tidak ada yang menjaga Robin van Persie saat menyongsong tendangan penjuru Wesley Sneijder. Dengan mudah, Van Persie mendapatkan posisi untuk melepaskan sundulan yang tak bisa dijangkau Tolga Zengin. Hadiah dari cara bertahan Turki.

Turki makin berbahaya setelah kebobolan. Arda Turan terus melakukan pergerakan dari sayap kanan dan menjadi ancaman utama. Kesalahan Willems mengendalikan bola memberikan peluang kepada pemain Atletico Madrid ini untuk menyamakan kedudukan. Namun, tinggal menaklukkan Krul di depan mata, tendangan Arda melebar. Hadiah dari cara Turki menyelesaikan peluang.

Van Persie membuka keunggulan.

Babak kedua: Van Gaal melakukan pergantian pemain yang penting di awal babak kedua. Ricardo van Rhijn dan Leroy Fer diturunkan. Van Rhijn mengisi posisi Janmaat, sedangkan Fer masuk menggantikan Clasie. Strootman ditarik mengisi posisi no.6 sedangkan Fer di no.8. Taktik ini membuat Belanda tampil lebih tenang. Apalagi Martins Indi mulai nyaman di posisinya. Kredit tersendiri buat Johnny Heitinga yang tak melakukan kesalahan dan sebagai pemain senior mampu menjadi komandan di lini belakang.

Serangan Turki mulai dapat diantisipasi. Strootman melakukan tugas yang lebih baik daripada Clasie dengan menutup pergerakan lawan, memburu penguasaan bola, dan disiplin. Turki tercatat hanya sekali mengancam, yaitu ketika tendangan jarak jauh Hamit Altintop ditepis Krul sambil menjatuhkan diri. Upaya ini yang rasanya tidak banyak dilakukan Turki dalam memecah kebuntuan. Dua peluang lain didapat Sercan Sararer dan Umut Bulut pada dua kesempatan berbeda. Sundulan Sercan, yang lepas dari kawalan Van Rhijn, melayang ke atas mistar. Sementara, Bulut menciptakan kekacauan dari sebuah tendangan bebas yang gagal diantisipasi Krul. Bola menghantam mistar dan diamankan bek tuan rumah.

Masuknya Nuri Sahin menggantikan Emre Belozoglu justru menjadi kartu mati bagi pasukan Abdullah Avci. Tidak ada lagi gelandang yang terasa kehadirannya dalam mendistribusi bola dan menjadi pemain pertama yang menghadang serbuan. Akibatnya, Belanda mulai dapat berlama-lama menguasai bola di wilayah pertahanan lawan. Pergantian Sercan Sararer dan Tunay Torun dengan Burak Yilmaz dan Mevlut Erdinc pun tak banyak membantu.

Saat pertandingan menginjak tambahan waktu, Belanda menggandakan keunggulan. Dari depan kotak penalti sendiri, Strootman memberikan umpan terobosan sejauh 40 meter kepada Narsingh di garis tengah. Tanpa kawalan berarti, Narsingh tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Tolga Zengin. Seperti sejumlah situasi serupa semasa berseragam Heerenveen, Narsingh mencungkil bola menjauhi jangkauan sang kiper. Skor akhir 2-0 untuk Oranje!

Narsingh melengkapi kemenangan berkat umpan jeli Strootman.

Pascapertandingan

Plus: Kemenangan menjadi modal berharga bagi Van Gaal untuk menata kekuatan sepanjang sisa kualifikasi. Hasil ini juga hasil positif dalam membangun kepercayaan diri tim. Trio Strootman-Fer-Sneijder pun tampak menjanjikan jika dijadikan tulang punggung lini tengah tim.

Minus: Kegugupan para pemain muda Oranje, terutama di lini belakang, nyaris menciptakan bencana. Seharusnya penampilan mereka dapat lebih baik belajar dari pertandingan ini. Pengalaman adalah guru terbaik.