Dunia Platonis

whatever, wherever, whenever. Free your mind!

Posts Tagged ‘Bruno Martins Indi

Hongaria 1-4 Belanda: Belum Ujian Sebenarnya

leave a comment »

Menang telak di Budapest, Belanda kumpulkan poin maksimal.

Prapertandingan

Hanya tiga pergantian yang dilakukan Louis van Gaal dari pertandingan melawan Turki empat hari lalu, yaitu Maarten Stekelenburg, Ron Vlaar, dan Ricardo van Rhijn. Dua pemain, Tim Krul dan John Heitinga, diganti karena alasan cedera, sedangkan Daryl Janmaat dicabut dari susunan tim inti karena faktor teknis. Jordy Clasie, yang tampil gugup di pertandingan Turki, tetap dipertahankan; begitu juga dengan Robin van Persie sebagai striker utama. Arjen Robben sedianya masuk starting list, tapi mengeluh tidak fit saat pemanasan sehingga posisinya digantikan Jeremain Lens. Siapa sangka pergantian mendadak itu mendatangkan keuntungan buat Belanda.

Susunan pemain:

Hongaria: Adam Bogdan; Roland Juhasz, Zoltan Liptak, Vilmos Vanczak, Akos Elek / Adam Gyurcso (61′); Jozsef Varga, Zsolt Korcsmar; Zoltan Gera / Krisztian Nemeth (80′), Vladimir Koman / Tamas Hajnal (46′), Balazs Dzsudzsak; Tamas Priskin.

Belanda: Maarten Stekelenburg; Ron Vlaar, Bruno Martins Indi / Joris Mathijsen (64′), Ricardo van Rhijn, Jetro Willems; Jordy Clasie, Kevin Strootman / Adam Maher (78′), Wesley Sneijder; Jeremain Lens, Luciano Narsingh, Robin van Persie / Klaas-Jan Huntelaar (46′).

Pertandingan

Babak pertama: Van Gaal bilang sebelum pertandingan, “Hongaria tidak seofensif Turki”, dan pesan tersiratnya adalah kualitas teknik Hongaria masih di bawah Turki. Penonton tidak perlu waktu lama menunggu buktinya. Baru tiga menit berjalan, Narsingh melepas umpan silang yang disundul masuk Lens tanpa pengawalan berarti. Keunggulan itu hanya bertahan empat menit setelah Zoltan Gera “menyelam” ketika Clasie berupaya menghalanginya. Wasit Pedro Proenca berpendapat itu pelanggaran dan memberi Clasie kartu kuning. Eksekusi Balazs Dzsuzsak berhasil menaklukkan Stekelenburg.

Untuk beberapa menit kemudian, rasa tenang menyaksikan penampilan Oranje terusik karena muncul pertanyaan apakah pemain-pemain muda pilihan Van Gaal dapat lolos dari tekanan seperti ini? Jawabannya muncul di menit 19 ketika lagi-lagi Hongaria lengah dalam melakukan penjagaan. Martins Indi dengan bebas menyambut tendangan bebas kapten Wesley Sneijder untuk menciptakan gol pertamanya di timnas.

Gol kedua ini dengan jelas membuktikan perbedaan teknik antara kedua tim. Meski demikian, penampilan Belanda tidak lepas pula dari kelemahan. Cara bertahan Willems belum ada perbaikan; terlalu banyak pelanggaran yang dibuat; dan tempo pertandingan yang cepat membuat Oranje terlalu sering melepas penguasaan bola. Mungkin ada pengaruh dari kualitas lapangan stadion Ferenc Puskas karena tidak sekali dua terlihat para pemain dari kedua tim jatuh terpeleset.

Gol pertama Martins Indi untuk Oranje, menunjukkan kelemahan lawan.

Babak kedua: Van Persie digantikan Klaas-Jan Huntelaar karena mengalami beberapa kali benturan di babak pertama, sedangkan Hongaria memasukkan Tamas Hajnal untuk mengolah serangan lebih baik daripada yang dilakukan Vladimir Koman.

Seperti saat melawan Turki, penampilan Belanda di babak kedua jauh lebih baik daripada pada paruh pertama. Van Rhijn, terutama pada 15 menit terakhir, menunjukkan penampilan menjanjikan baik saat menyerang maupun bertahan. Gol ketiga pun lahir pada menit ke-53 ketika Lens memanfaatkan bola halauan bek Hongaria yang mengarah tepat di hadapannya. Menit 74, Belanda memungkas pertandingan setelah diawali tendangan bebas Clasie. Lens berpeluang mencetak hat-trick, tapi ketimbang melakukannya, pemain PSV Eindhoven itu memberikan bola untuk dengan mudah diselesaikan Huntelaar. Gol ke-33 Huntelaar di Oranje dan tinggal berjarak tujuh gol dari rekor Patrick Kluivert.

Sekali kesempatan, Huntelaar berpeluang menambah koleksi golnya saat lolos dari perangkap off-side di menit-menit akhir pertandingan. Sayangnya, meski sudah berhadapan langsung dengan Bogdan, tendangan Si Pemburu melebar. Hongaria sendiri tampak berupaya memanfaatkan Willems yang kerap berada di luar posisi dan lengah dalam menjaga perimeter wilayah bertahannya, yaitu dengan memasukkan Adam Gyurcso di posisi sayap kanan. Beruntung Martins Indi maupun Joris Mathijsen, yang menggantikannya, berkali-kali melapis sektor tersebut.

Huntelaar tinggal berjarak tujuh gol dari rekor Kluivert.

Pascapertandingan

Plus: Tidak bisa dijadikan ukuran mengingat kualitas lawan, tapi penampilan Belanda membaik daripada saat melawan Turki. Clasie tampil lebih baik daripada penampilan debutnya, Van Rhijn menjanjikan, Van Persie menunjukkan kemauan turun ke belakang mencari bola maupun membantu pertahanan, serta Narsingh dan Lens yang melakukan trackback saat bertahan.

Minus: Pertanyaan yang menggelitik, bagaimana kalau Belanda menghadapi lawan yang memadukan kualitas teknik dan keunggulan fisik, seperti Serbia misalnya? Jangan dulu bicara menghadapi tim top seperti Jerman, Spanyol, Brasil, atau Argentina, rasanya Belanda belum siap menghadapi semuanya. Pasukan Van Gaal masih butuh ujian, tapi sambil menunggunya perkembangan tim dalam dua laga awal kualifikasi Piala Dunia 2014 ini menunjukkan sinyal positif.

Komentar

Van Gaal: “Kemenangan 4-1 atas Hongaria ini hasil yang baik untuk ukuran Eropa. Saya rasa kami sudah membuktikan diri empat hari lalu, tapi saya belum puas. Hongaria tampil kacau di babak kedua dan kami tak cukup memberikan respon. Seharusnya kami mampu mencetak dua gol lagi. Kami tidak memanfaatkan seluruh peluang saat menghadapi Turki dan itu membuat saya gugup di bangku cadangan. Kali ini, kami kembali ceroboh dalam memanfaatkan peluang yang didapat.”